Tempat Paling Berkesan (Gunung Prau, Jawa Tengah)

Ingin menikmati pagi yang indah menawan?. Mungkin Gunung Prau lah tujuan destinasi yang tepat. Singkat cerita, saya dengan teman saya telah sepakat untuk melakukan pendakian ke Gunung Prau sembari mengisi kekosongan waktu liburan setelah Ujian Nasional dan yang pasti menghilangkas rasa stres kami karena menunggu pengumuman SBMPTN dan Tes-tes lainnya. Mengapa ke Prau?, karena pendakian kali ini saya hanya berdua saja, sehingga memilih gunung yang dirasa tidak terlalu tinggi namun pemandangannya Indah untuk dinikmati

Kami berangkat dari Terminal Madiun dengan menggunakan bus menuju terminal Mendolo Wonosobo pukul 21.00. Sesampainya di Wonosobo sekitar pukul 04.00. Setiba disana saya harus menunggu hingga pukul 5 untuk bisa menaiki bus kecil yang akan membawa saya menuju base camp Prau via Patak Banteng. Kali ini, di bus kami mendapat kawan baru dari Jakarta, mereka juga hanya berdua saja. Bus pun berangkat pukul 5.30 dan tiba di base camp pukul 7 pagi. Sembari menunggu bukanya loket untuk simaksi, kami mengecek ulang perlengkapan dan tak lupa makan pagi.

Setelah melakukan registrasi, pendakian awal Gunung Prau dimulai dengan melewati perkampungan warga, disini perjalanan sedikit melelahkan karena harus melewati tangga yang menguras tenaga. Tak memakan waktu banyak, kami sampai di Pos 1-Sikut Dewo.

Jalanan menuju Pos 2 ini berupa tanah padat yang dibentuk seperti tangga oleh pengelola, namun disepanjang perjalanan kalian bisa menikmati keindahan alam yang sangat menakjubkan. Di sepanjang perjalanan, kami melewati kebun-kebun milik warga sekitar yang merupakan sumber penghasilan mereka.

Jalanan semakin menanjak dan masih tanah padat, pastikan kalian menggunakan sepatu gunung atau sandal gunung. Karena saat hujan atau setelah hujan, jalur ini akan menjadi licin dan berbahaya. Menuju pos 2 banyak ditemukan warung-warung untuk peristirahatan para pendaki. Hanya perlu waktu 1 jam kami tiba di pos 2.

Pos 2-Canggal Walangan, berupa lahan lapang yang kecil didominasi pohon pinus dan cemara. Bisa dibilang pos 2 menuju pos 3 inilah pendakian sesungguhnya dimulai. Karena jalur tak lagi landai.

Jalur menuju pos 3 menurut saya semakin menanjak didominasi hutan pegunungan. Memakan waktu sekitar 1,5 jam sampailah kami di pos 3

Pos 3-Cacingan berupa tanah lapang yang kecil dan daerahnya pun miring, tidak cocok untuk didirikan camp disini

Menuju sunrise camp, jalanan semakin menanjak dan sesekali ditemukan jalur tangga yang pastinya menguras tenaga yang banyak. Jalur ini sangat berdebu di musim kemarau. Mendekati Sunrise camp, jalur berubah menjadi datar sesekali landai dan terpampang tanah luas yang biasa dijadikan camp para pendaki.

Setibanya di Sunrise camp, kami langsung mendirikan tenda didaerah sabana didekat pohon. Sungguh pemandangan yang sangat Indah sekali untuk dinikmati. Di sunrise camp inilah perjalanan kami berhenti. Pendakian kali ini tidak begitu banyak menguras tenaga karena estimasi waktu yang tidak begitu lama untuk mencapai puncaknya.

Pemandangan yang indah, dengan background gunung Sindoro dan Sumbing semakin menambah rasa bahagia ini. Lelah akan perlahan hilang. Dari semua gunung yang pernah saya daki, Gunung Prau lah yang membuat saya berkesan dengan pemandangannya. Pantas saja jika Sunrise camp disini disebut dengan “The Golden Sunrise”. Sungguh indah ciptaan Allah Swt. bukan untuk dirusak tapi untuk dinikmati dan direnungi betapa Indahnya alam dunia ini, jangan sesekali kamu merusak atau mengotori jika tak ingin sang pencipta memberi bencana pada dunia ini. Sekian terima kasih. Salam Lestari, Alfian Aviasi!

Tinggalkan komentar